Logo WhatsApp

MAU UMROH BERSAMA TRAVEL TERBAIK DI INDONESIA ...?

Tersedia Paket Umroh Reguler, paket umroh ramadhan, Paket Syawal, paket umroh Turki, Paket Umroh dubai dan paket lainya, juga Haji Plus dan Haji Furoda.

Jadwal Umroh Kami ada disetiap minggu, agar  lebih detail Anda bisa tanyakan detail ttg program kami, Sukses dan Berkah Untuk Anda

DAFTAR SEKARANG KLIK  081398982399 UNTUK MENDAPATKAN HARGA KHUSUS 

CHAT Via WhatsApp
diposkan pada : 29-05-2023 08:03:49 KENAPA HARUS HAJI DAN UMRAH ?

Bismillahirrahmanirrahiim,

Bangunan ibadah pertama kali di bangun adalah Kabah, sebagaimana di jelaskan dalam Surat Al Imran : 96, yaitu:

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ. فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيم

Artinya : Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkati. Ali-Imran: 96

Juga Hadis  yang di riwayatkan melalui Abu Zar yang mengatakan bahwa:

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ مَسْجِدٍ وُضعَ أَوَّلُ؟ قَالَ: "الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ". قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: "بَيْتُ الْمَقْدِسِ". قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: "أَرْبَعُونَ سَنَةً

Artinya : ia bertanya kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama dibangun? Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab, Masjidil Haram. Ia bertanya lagi, Lalu masjid mana lagi? Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab, Baitul Muqaddas. Ia bertanya, Berapakah jarak di antara keduanya? Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab.Empat puluh tahun

Setelah Nabi Ibrāhim dan putranya Nabi Ismail ‘alaihimassalām selesai membangun Ka’bah, maka Allāh memerintahkan Nabi Ibrāhim untuk menyeru kepada manusia agar mereka datang melaksanakan ibadah haji.

Kenapa?, karena rumah Allāh, Baitullāh, telah dibangun. Tinggal mereka datang menuju Baitullāh untuk berhaji. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

Artinya : Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta, yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” (Qs. Al Hajj ayat 27)

Dan Beliau berdua di perintahkan untuk menjaga dan merawat Kabah untuk di pergunakan Thawaf, I’tikaf, Rukuk dan yang sujud, sebagaimana Firman Allah SWT:

وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ

Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf i’tikaf, rukuk, dan yang sujud.” (Al-Baqarah: 125)

Pertanyaannya adalah Untuk apa mereka datang jauh-jauh berhaji/umrah?

Allah SWT ber Firman :

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ

Artinya: Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allāh (mengingat  Allāh) pada hari yang telah ditentukan atas rejeki yang telah Allāh berikan kepada mereka berupa binatang ternak. (Qs. Al Hajj: 28)

Haji memiliki banyak manfaat. Orang-orang disuruh berhaji agar mereka bisa menyaksikan manfaat-manfaat tersebut tersebut. Selain diampuni dosa-dosa masih banyak manfaat-manfaat lainnya yang Insyā Allāh akan kita jelaskan pada kesempatan yang lain.

Al Imam Ibnu Katsir menyebutkan tafsir dari kalangan salaf tentang ayat ini, yaitu tatkala Allāh mengatakan:  وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ  “Wahai Ibrāhim, serulah kepada manusia untuk datang melaksanakan ibadah haji, ketika datang perintah ini kepada Nabi Ibrāhim maka disebutkan Nabi Ibrāhim berkata:

يَا رَبِّ كَيْفَ أُبَلِّغُ النَّاسَ وَصَوْتِي لاَ يَنْفُذُهُمْ؟

Yā Rabbku, bagaimana saya bisa menyampaikan kepada orang-orang, menyuruh kepada mereka untuk berhaji, sementara suaraku tidak akan sampai kepada mereka?

Yaitu Nabi Ibrāhim berada di Mekkah, bagaimana suaranya akan sampai kepada seluruh manusia?

Maka Allah berkata : نَادِ، وَعَلَيْنَا الْبَلاَغُ “Menyerulah engkau, yang akan menyampaikan adalah Kami.”

Maka Nabi Ibrāhim ‘alayhissalāmpun berdiri di tempatnya, ada yang mengatakan beliau berdiri di atas Hijr, ada yang mengatakan di atas bukit Shafa, ada yang mengatakan di atas gunung Abū Qubais, kemudian dia berkata:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنْ رَبَّكُمْ قَدِ اتَّخَذَ بَيْتًا فَحُجُّوهُ

“Wahai manusia sekalian, sesungguhnya Rabb kalian telah membangun Baitullāh, maka datanglah, berhajilah kalian menuju Baitullāh tersebut.” (Tafsiir Ibnu Katsiir 5/414)

Demikianlah Nabi Ibrāhim ‘alayhissalām akhirnya menyeru kepada manusia, menyampaikan panggilan dan undangan Allah agar mendatangi rumahNya.  Maka semenjak itu orang-orang rindu untuk datang melaksanakan ibadah haji karena Allāh yang telah menyampaikan suara Nabi Ibrāhim yang mengumumkan undagan Allah kepada mereka untuk melaksanakan ibadah haji.

Karenanya mereka yang datang memenuhi seruan Nabi Ibrahim berarti memenuhi undangan Allah. Sehingga mereka dikenal dengan tamu-tamu Allah. Nabi bersabda :

الحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ، سَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ

“Sesungguhnya para jama’ah haji dan para jama’ah umrah adalah tamu Allāh, Allāh telah panggil mereka dan mereka pun memenuhi panggilan Allāh. Lantas setelah merekapun setelah memenuhi panggilan Allāh (sebagai tamu-tamu Allāh), lantas mereka memohon kepada Allāh, maka Allāh pun mengabulkan permohonan mereka.” (HR Ibnu Majah nomor 2884, Karenanya syi’ar mereka tatkala berihrom adalah :

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ

“Ya Allah aku penuhi panggilanmu, aku penuhi undanganmu”

Maka sejak Nabi Ibrāhim mengumandangkan pengumuman tersebut ka’bah terus dikunjungi, dan terus berlanjut sampai meskipun telah muncul fitnah-fitnah yang besar di akhir zaman.

Dalam hadīts yang soheh, Nabi Muhammad SAW bersabda :

لَيُحَجَّنَّ البَيْتُ وَلَيُعْتَمَرَنَّ بَعْدَ خُرُوجِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ

“Sungguh bahwasanya Ka’bah ini, orang akan datang berhaji kepadanya, dan orang-orang akan berumrah kepada Ka’bah, meskipun setelah keluarnya Ya’juj dan Ma’juj.” (HR Al-Bukhari No. 1593)

Jadi setelah muncul kekacauan dan huru hara  besar ka’bah masih dikunjungi untuk haji. Kita tahu bahwa huru hara yang sangat besar pada hari kiamat kelak adalah keluarnya Ya’juj dan Ma’juj yang akan melakukan kerusakan di atas muka bumi, membunuh makhluk-makhluk yang ada di atas muka bumi, ternyata setelah mereka keluarpun haji masih terlaksana.

Kapan haji berhenti?. Kapan ka’bah tidak dikunjungi lagi?. Jawabannya adalah tatkala ruh-ruh kaum mu’minin di akhir zaman telah dicabut oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan tidak tersisa di atas muka bumi kecuali orang-orang yang terburuk yang kemudian akan merasakan tibanya hari kiamat dan mereka dalam kondisi hidup. Saat itulah maka hajipun berhenti. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يُحَجَّ البَيْتُ

Tidak akan tegak hari kiamat kecuali sudah tidak ada orang lagi yang berhaji (tidak ada lagi yang datang menuju Ka’bah Allāh Subhānahu wa Ta’āla). (HR Al-Bukhari No. 1593)

Pada saat itulah ka’bah sudah tidak diagungkan lagi, maka Allah membiarkan ka’bah dihancurkan oleh seorang dari Habasyah. Nabi bersabda :

يُخَرِّبُ الكَعْبَةَ ذُو السُّوَيْقَتَيْنِ مِنَ الحَبَشَةِ

“Ka’bah akan dihacurkan oleh seseorang dari Habasyah yang kedua betisnya kurus kerempeng” (HR Al-Bukhari no 1591 dan Muslim no 2909)

NABI UMRAH 4 KALI

  1. Bulan Dzul Qo’dah tahun ke 6 Hijriyah, yaitu umrah Hudaibiyah.

Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam memerintahkan kepada mereka untuk mencukur rambut dan ber-tahallul dari ihramnya. Akan tetapi, pada mulanya mereka tidak mau melakukannya karena menunggu adanya perintah nasakh. Maka terpaksa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam keluar dan mencukur rambutnya, lalu orang-orang mengikuti jejaknya; dan di antara mereka ada orang-orang yang hanya memotong rambutnya saja, tidak mencukurnya. Karena itulah Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

 

رَحِم اللَّهُ المُحَلِّقين". قَالُوا: وَالْمُقَصِّرِينَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ فِي الثَّالِثَةِ: "وَالْمُقَصِّرِينَ

 

Semoga Allah merahmati orang-orang yang bercukur." Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, doakanlah pula buat orang-orang yang memotong rambutnya." Pada yang ketiga kalinya baru Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam berdoa, "Dan juga orang-orang yang mencukur rambutnya.

  1. Umrah qadha, bulan dzul Qo’dah tahun ke 7 hijriyah
  2. Umrah Ji’arah bulan Dzul Qo’dah tahun ke 8 hijriyah.
  3. Umrah bersamaan haji (ambil miqot di ji’ronah ) tahun ke 10 Hijriyah.

 

 

 

 

 

 

NIAT UMRAH KARENA ALLAH SWT

Di dalam Al Quran disebutkan tentang ibadah umroh dalam Surat Al-Baqarah Ayat196 :

وأَتِمُّواالْحَجَّوَالْعُمْرَةَلِلَّهِ
Artinya : Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Allah.

Di ayat sebelumya yaitu 183 tentang kewajiban dan hukum hukum puasa, di lanjutkan dengan jihad, hurf wawu (ataf) yaitu bermakna dan, dam melanjutkan penjelasan manasik, yaitu Allah memerintahkan menyempurnakan haji dan umrah.

Menurut Ibnu Abbas,Said Ibnu Jubair, Tawus menjelaskan yaitu sempurnakan ihram dengan niat hanya untuk haji dan umrah, bukan niat lainnya

 

Fadhilah-fadhilahnya:

 

  1. Menghilangkan dosa dan kefakiran

تَابِعُوا بين الحجِّ والعمرةِ ، فإنَّهما ينفيانِ الفقرَ والذنوبَ ، كما يَنفي الكيرُ خَبَثَ الحديدِ والذهبِ والفضةِ ، وليس للحجةِ المبرورةِ ثوابٌإلاالجنةُ

"Iringilah ibadah haji dengan (memperbanyak) ibadah umroh (berikutnya), karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana alat peniup besi panas menghilangkan karat pada besi, emas dan perak. Dan tidak ada (balasan) bagi (pelaku) haji yang mabrur melainkan surga.

(HRImamat-Tirmidzi).

 

  1. Seperti baru terlahir kembali

من حج فلم يرفث ولم يفسق رجع كما ولدته أمه

Artinya,

Siapapun yang berhaji dan tidak melakukan berkata kotor dan berlaku fasik, maka akan kembali suci sebagaimana saat ia dilahirkan. (HR. Bukhari dan Muslim)

 

  1. Menghapus dosa, dan haji balasan Surga

 

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما، والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

Artinya,

Satu umrah menuju umrah selanjutnya dapat menghapus dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur hanya akan diganjar dengan surga. (HR. Bukhori Muslim)

 

  1. Berpahala jihad bagi wanita

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ

 قَالَ « نَعَمْ عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيهِ

 الْحَجُّالْعُمْرَة

  1. Salah satunya jamaah haji umrah selalu digelari sebagai "Duyufur-Rohman" atau Tamu Allah.

 

الحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ، سَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ

Sesungguhnya para jama’ah haji dan para jama’ah umrah adalah tamu Allāh, Allāh telah panggil mereka dan mereka pun memenuhi panggilan Allāh. Lantas setelah merekapun setelah memenuhi panggilan Allāh (sebagai tamu-tamu Allāh), lantas mereka memohon kepada Allāh, maka Allāh pun mengabulkan permohonan mereka.” (HR Ibnu Majah nomor 2884)

panggilan ini merupakan salah satu kehormatan yang hanya Allah SWT berikan kepada para jamaah haji dan juga jamaah umroh. "Gelar kehormatannya yaitu mendapat gelar sebagai tamu-tamu Allah," katanya.

Galar atau panggilan jamaah haji dan umroh sebagai tamu Allah memang tidak ada dalam Nash ayat-ayat Alquran. Penggilan sebagai tamu Allah ada dalam hadits Rasulullah SAW.  Nabi SAW bersabda. 

Para jamaah haji dan umroh adalah tamu Allah. Allah memanggil mereka lalu mereka pun menyambut seruan-Nya. Bila mereka meminta kepada-Nya tentu Dia pasti memberinya.”(HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam syariat Islam, tamu memang punya kedudukan yang amat istimewa. tamu adalah raja, sehingga berhak mendapat semua pelayanan dari tuan rumah.

Kalau jamaah haji dan umroh menjadi tamu Allah SWT, tentunya mereka mendapatkan semua pelayanan dari Allah.

Menurutnya, salah satu bentuk pelayanan dari Allah adalah apabila sang tamu punya hajat dan keinginan, tentunya tuan rumah akan malu kalau tidak meluluskannya. Maka para jamaah haji dan umroh adalah orang-orang yang punya fasilitas khusus. Terutama untuk bisa meminta kepada tuan rumah, yaitu Allah SWT.

Bisa di pastikan, dan kalau sang tamu datang meminta diampuni, jelas sekali sudah merupakan kewajiban Allah untuk meluluskan hajat sang tamu, yaitu mengampuni semua dosa-dosa yang telah lalu. Karenanya, tuan rumah akan berbahagia manakala tamu bisa pulang dengan puas.

  1. Memiliki hak yang di kunjungi, sebagaimana Nabi Dawud bertanya kepada Allah SWT

 

عن أبي ذر أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عليه وسلم قال إِنَّ دَاوُدَ النَّبِيَّ عليه السلام قال إِلَهِيْ مَا لِعِبَادِكَ عَلَيْكَ إِذَا هُمْ زَارُوْكَ فِي بَيْتِكَ قال إِنَّ لِكُلِّ زَائِرٍ عَلَى المَزُوْرِ حَقًّا يَا دَاوُدُ إِنَّ لَهُمْ عَلَيَّ أَنْ أُعَافِيَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَأَغْفِرَ لَهُمْ إِذَا لَقِيْتُهُمْ  

Artinya,

Dari sahabat Abu Zarr ra, Nabi Muhammad saw bercerita, Nabi Dawud as pernah berdoa, Tuhanku, apa yang didapat hamba-Mu bila mereka mengunjungi-Mu pada rumah-Mu? Allah menjawab, Setiap pengunjung memiliki hak atas yang dikunjungi. Wahai Dawud, sungguh mereka berhak mendapatkan kesembuhan di dunia dan ampunan dari-Ku ketika kelak Kujumpai mereka (di akhirat),’’” (HR At-Thabarani)

  1. Nabi menitipkan doa, yaitu ketika Khalifah Umar Bin Khattab hendak Umrah, biasanya pada saat para sahabat bepergian minta doa Nabi, tapi masya Allah ini Nabi menitip doa kepada Khalifah Bin Khattab ketika hendak umrah.

حديث عمر بن الخطاب

 قال: استأذنت النبي ﷺ في العمرة، فأذن وقال: لا تنسنا يا أُخيَّ من دعائك، فقال كلمةً ما يسرني أنّ لي بها الدنيا، في رواية قال: أشرِكْنا يا أُخيَّ في دعائك

 رواه أبو داود والترمذي، وقال: حديث حسن صحيح

 

Membahas Haji dan Umrah sangat panjang sekali, semoga catatan ringkas ini bermanfaat.

 

Aamiin Ya Rabbal’alamiin


 

Bismillahirrahmanirrahiim,

Bangunan ibadah pertama kali di bangun adalah Kabah, sebagaimana di jelaskan dalam Surat Al Imran : 96, yaitu:

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ. فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيم

Artinya : Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkati. Ali-Imran: 96

Juga Hadis  yang di riwayatkan melalui Abu Zar yang mengatakan bahwa:

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ مَسْجِدٍ وُضعَ أَوَّلُ؟ قَالَ: "الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ". قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: "بَيْتُ الْمَقْدِسِ". قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: "أَرْبَعُونَ سَنَةً

Artinya : ia bertanya kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama dibangun? Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab, Masjidil Haram. Ia bertanya lagi, Lalu masjid mana lagi? Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab, Baitul Muqaddas. Ia bertanya, Berapakah jarak di antara keduanya? Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab.Empat puluh tahun

Setelah Nabi Ibrāhim dan putranya Nabi Ismail ‘alaihimassalām selesai membangun Ka’bah, maka Allāh memerintahkan Nabi Ibrāhim untuk menyeru kepada manusia agar mereka datang melaksanakan ibadah haji.

Kenapa?, karena rumah Allāh, Baitullāh, telah dibangun. Tinggal mereka datang menuju Baitullāh untuk berhaji. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

Artinya : Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta, yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” (Qs. Al Hajj ayat 27)

Dan Beliau berdua di perintahkan untuk menjaga dan merawat Kabah untuk di pergunakan Thawaf, I’tikaf, Rukuk dan yang sujud, sebagaimana Firman Allah SWT:

وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ

Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf i’tikaf, rukuk, dan yang sujud.” (Al-Baqarah: 125)

Pertanyaannya adalah Untuk apa mereka datang jauh-jauh berhaji/umrah?

Allah SWT ber Firman :

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ

Artinya: Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allāh (mengingat  Allāh) pada hari yang telah ditentukan atas rejeki yang telah Allāh berikan kepada mereka berupa binatang ternak. (Qs. Al Hajj: 28)

Haji memiliki banyak manfaat. Orang-orang disuruh berhaji agar mereka bisa menyaksikan manfaat-manfaat tersebut tersebut. Selain diampuni dosa-dosa masih banyak manfaat-manfaat lainnya yang Insyā Allāh akan kita jelaskan pada kesempatan yang lain.

Al Imam Ibnu Katsir menyebutkan tafsir dari kalangan salaf tentang ayat ini, yaitu tatkala Allāh mengatakan:  وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ  “Wahai Ibrāhim, serulah kepada manusia untuk datang melaksanakan ibadah haji, ketika datang perintah ini kepada Nabi Ibrāhim maka disebutkan Nabi Ibrāhim berkata:

يَا رَبِّ كَيْفَ أُبَلِّغُ النَّاسَ وَصَوْتِي لاَ يَنْفُذُهُمْ؟

Yā Rabbku, bagaimana saya bisa menyampaikan kepada orang-orang, menyuruh kepada mereka untuk berhaji, sementara suaraku tidak akan sampai kepada mereka?

Yaitu Nabi Ibrāhim berada di Mekkah, bagaimana suaranya akan sampai kepada seluruh manusia?

Maka Allah berkata : نَادِ، وَعَلَيْنَا الْبَلاَغُ “Menyerulah engkau, yang akan menyampaikan adalah Kami.”

Maka Nabi Ibrāhim ‘alayhissalāmpun berdiri di tempatnya, ada yang mengatakan beliau berdiri di atas Hijr, ada yang mengatakan di atas bukit Shafa, ada yang mengatakan di atas gunung Abū Qubais, kemudian dia berkata:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنْ رَبَّكُمْ قَدِ اتَّخَذَ بَيْتًا فَحُجُّوهُ

“Wahai manusia sekalian, sesungguhnya Rabb kalian telah membangun Baitullāh, maka datanglah, berhajilah kalian menuju Baitullāh tersebut.” (Tafsiir Ibnu Katsiir 5/414)

Demikianlah Nabi Ibrāhim ‘alayhissalām akhirnya menyeru kepada manusia, menyampaikan panggilan dan undangan Allah agar mendatangi rumahNya.  Maka semenjak itu orang-orang rindu untuk datang melaksanakan ibadah haji karena Allāh yang telah menyampaikan suara Nabi Ibrāhim yang mengumumkan undagan Allah kepada mereka untuk melaksanakan ibadah haji.

Karenanya mereka yang datang memenuhi seruan Nabi Ibrahim berarti memenuhi undangan Allah. Sehingga mereka dikenal dengan tamu-tamu Allah. Nabi bersabda :

الحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ، سَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ

“Sesungguhnya para jama’ah haji dan para jama’ah umrah adalah tamu Allāh, Allāh telah panggil mereka dan mereka pun memenuhi panggilan Allāh. Lantas setelah merekapun setelah memenuhi panggilan Allāh (sebagai tamu-tamu Allāh), lantas mereka memohon kepada Allāh, maka Allāh pun mengabulkan permohonan mereka.” (HR Ibnu Majah nomor 2884, Karenanya syi’ar mereka tatkala berihrom adalah :

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ

“Ya Allah aku penuhi panggilanmu, aku penuhi undanganmu”

Maka sejak Nabi Ibrāhim mengumandangkan pengumuman tersebut ka’bah terus dikunjungi, dan terus berlanjut sampai meskipun telah muncul fitnah-fitnah yang besar di akhir zaman.

Dalam hadīts yang soheh, Nabi Muhammad SAW bersabda :

لَيُحَجَّنَّ البَيْتُ وَلَيُعْتَمَرَنَّ بَعْدَ خُرُوجِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ

“Sungguh bahwasanya Ka’bah ini, orang akan datang berhaji kepadanya, dan orang-orang akan berumrah kepada Ka’bah, meskipun setelah keluarnya Ya’juj dan Ma’juj.” (HR Al-Bukhari No. 1593)

Jadi setelah muncul kekacauan dan huru hara  besar ka’bah masih dikunjungi untuk haji. Kita tahu bahwa huru hara yang sangat besar pada hari kiamat kelak adalah keluarnya Ya’juj dan Ma’juj yang akan melakukan kerusakan di atas muka bumi, membunuh makhluk-makhluk yang ada di atas muka bumi, ternyata setelah mereka keluarpun haji masih terlaksana.

Kapan haji berhenti?. Kapan ka’bah tidak dikunjungi lagi?. Jawabannya adalah tatkala ruh-ruh kaum mu’minin di akhir zaman telah dicabut oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan tidak tersisa di atas muka bumi kecuali orang-orang yang terburuk yang kemudian akan merasakan tibanya hari kiamat dan mereka dalam kondisi hidup. Saat itulah maka hajipun berhenti. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يُحَجَّ البَيْتُ

Tidak akan tegak hari kiamat kecuali sudah tidak ada orang lagi yang berhaji (tidak ada lagi yang datang menuju Ka’bah Allāh Subhānahu wa Ta’āla). (HR Al-Bukhari No. 1593)

Pada saat itulah ka’bah sudah tidak diagungkan lagi, maka Allah membiarkan ka’bah dihancurkan oleh seorang dari Habasyah. Nabi bersabda :

يُخَرِّبُ الكَعْبَةَ ذُو السُّوَيْقَتَيْنِ مِنَ الحَبَشَةِ

“Ka’bah akan dihacurkan oleh seseorang dari Habasyah yang kedua betisnya kurus kerempeng” (HR Al-Bukhari no 1591 dan Muslim no 2909)

NABI UMRAH 4 KALI

  1. Bulan Dzul Qo’dah tahun ke 6 Hijriyah, yaitu umrah Hudaibiyah.

Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam memerintahkan kepada mereka untuk mencukur rambut dan ber-tahallul dari ihramnya. Akan tetapi, pada mulanya mereka tidak mau melakukannya karena menunggu adanya perintah nasakh. Maka terpaksa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam keluar dan mencukur rambutnya, lalu orang-orang mengikuti jejaknya; dan di antara mereka ada orang-orang yang hanya memotong rambutnya saja, tidak mencukurnya. Karena itulah Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

 

رَحِم اللَّهُ المُحَلِّقين". قَالُوا: وَالْمُقَصِّرِينَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ فِي الثَّالِثَةِ: "وَالْمُقَصِّرِينَ

 

Semoga Allah merahmati orang-orang yang bercukur." Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, doakanlah pula buat orang-orang yang memotong rambutnya." Pada yang ketiga kalinya baru Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam berdoa, "Dan juga orang-orang yang mencukur rambutnya.

  1. Umrah qadha, bulan dzul Qo’dah tahun ke 7 hijriyah
  2. Umrah Ji’arah bulan Dzul Qo’dah tahun ke 8 hijriyah.
  3. Umrah bersamaan haji (ambil miqot di ji’ronah ) tahun ke 10 Hijriyah.

 

 

 

 

 

 

NIAT UMRAH KARENA ALLAH SWT

Di dalam Al Quran disebutkan tentang ibadah umroh dalam Surat Al-Baqarah Ayat196 :

وأَتِمُّواالْحَجَّوَالْعُمْرَةَلِلَّهِ
Artinya : Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Allah.

Di ayat sebelumya yaitu 183 tentang kewajiban dan hukum hukum puasa, di lanjutkan dengan jihad, hurf wawu (ataf) yaitu bermakna dan, dam melanjutkan penjelasan manasik, yaitu Allah memerintahkan menyempurnakan haji dan umrah.

Menurut Ibnu Abbas,Said Ibnu Jubair, Tawus menjelaskan yaitu sempurnakan ihram dengan niat hanya untuk haji dan umrah, bukan niat lainnya

 

Fadhilah-fadhilahnya:

 

  1. Menghilangkan dosa dan kefakiran

تَابِعُوا بين الحجِّ والعمرةِ ، فإنَّهما ينفيانِ الفقرَ والذنوبَ ، كما يَنفي الكيرُ خَبَثَ الحديدِ والذهبِ والفضةِ ، وليس للحجةِ المبرورةِ ثوابٌإلاالجنةُ

"Iringilah ibadah haji dengan (memperbanyak) ibadah umroh (berikutnya), karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana alat peniup besi panas menghilangkan karat pada besi, emas dan perak. Dan tidak ada (balasan) bagi (pelaku) haji yang mabrur melainkan surga.

(HRImamat-Tirmidzi).

 

  1. Seperti baru terlahir kembali

من حج فلم يرفث ولم يفسق رجع كما ولدته أمه

Artinya,

Siapapun yang berhaji dan tidak melakukan berkata kotor dan berlaku fasik, maka akan kembali suci sebagaimana saat ia dilahirkan. (HR. Bukhari dan Muslim)

 

  1. Menghapus dosa, dan haji balasan Surga

 

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما، والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

Artinya,

Satu umrah menuju umrah selanjutnya dapat menghapus dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur hanya akan diganjar dengan surga. (HR. Bukhori Muslim)

 

  1. Berpahala jihad bagi wanita

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ

 قَالَ « نَعَمْ عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيهِ

 الْحَجُّالْعُمْرَة

  1. Salah satunya jamaah haji umrah selalu digelari sebagai "Duyufur-Rohman" atau Tamu Allah.

 

الحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ، سَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ

Sesungguhnya para jama’ah haji dan para jama’ah umrah adalah tamu Allāh, Allāh telah panggil mereka dan mereka pun memenuhi panggilan Allāh. Lantas setelah merekapun setelah memenuhi panggilan Allāh (sebagai tamu-tamu Allāh), lantas mereka memohon kepada Allāh, maka Allāh pun mengabulkan permohonan mereka.” (HR Ibnu Majah nomor 2884)

panggilan ini merupakan salah satu kehormatan yang hanya Allah SWT berikan kepada para jamaah haji dan juga jamaah umroh. "Gelar kehormatannya yaitu mendapat gelar sebagai tamu-tamu Allah," katanya.

Galar atau panggilan jamaah haji dan umroh sebagai tamu Allah memang tidak ada dalam Nash ayat-ayat Alquran. Penggilan sebagai tamu Allah ada dalam hadits Rasulullah SAW.  Nabi SAW bersabda. 

Para jamaah haji dan umroh adalah tamu Allah. Allah memanggil mereka lalu mereka pun menyambut seruan-Nya. Bila mereka meminta kepada-Nya tentu Dia pasti memberinya.”(HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam syariat Islam, tamu memang punya kedudukan yang amat istimewa. tamu adalah raja, sehingga berhak mendapat semua pelayanan dari tuan rumah.

Kalau jamaah haji dan umroh menjadi tamu Allah SWT, tentunya mereka mendapatkan semua pelayanan dari Allah.

Menurutnya, salah satu bentuk pelayanan dari Allah adalah apabila sang tamu punya hajat dan keinginan, tentunya tuan rumah akan malu kalau tidak meluluskannya. Maka para jamaah haji dan umroh adalah orang-orang yang punya fasilitas khusus. Terutama untuk bisa meminta kepada tuan rumah, yaitu Allah SWT.

Bisa di pastikan, dan kalau sang tamu datang meminta diampuni, jelas sekali sudah merupakan kewajiban Allah untuk meluluskan hajat sang tamu, yaitu mengampuni semua dosa-dosa yang telah lalu. Karenanya, tuan rumah akan berbahagia manakala tamu bisa pulang dengan puas.

  1. Memiliki hak yang di kunjungi, sebagaimana Nabi Dawud bertanya kepada Allah SWT

 

عن أبي ذر أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عليه وسلم قال إِنَّ دَاوُدَ النَّبِيَّ عليه السلام قال إِلَهِيْ مَا لِعِبَادِكَ عَلَيْكَ إِذَا هُمْ زَارُوْكَ فِي بَيْتِكَ قال إِنَّ لِكُلِّ زَائِرٍ عَلَى المَزُوْرِ حَقًّا يَا دَاوُدُ إِنَّ لَهُمْ عَلَيَّ أَنْ أُعَافِيَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَأَغْفِرَ لَهُمْ إِذَا لَقِيْتُهُمْ  

Artinya,

Dari sahabat Abu Zarr ra, Nabi Muhammad saw bercerita, Nabi Dawud as pernah berdoa, Tuhanku, apa yang didapat hamba-Mu bila mereka mengunjungi-Mu pada rumah-Mu? Allah menjawab, Setiap pengunjung memiliki hak atas yang dikunjungi. Wahai Dawud, sungguh mereka berhak mendapatkan kesembuhan di dunia dan ampunan dari-Ku ketika kelak Kujumpai mereka (di akhirat),’’” (HR At-Thabarani)

  1. Nabi menitipkan doa, yaitu ketika Khalifah Umar Bin Khattab hendak Umrah, biasanya pada saat para sahabat bepergian minta doa Nabi, tapi masya Allah ini Nabi menitip doa kepada Khalifah Bin Khattab ketika hendak umrah.

حديث عمر بن الخطاب

 قال: استأذنت النبي ﷺ في العمرة، فأذن وقال: لا تنسنا يا أُخيَّ من دعائك، فقال كلمةً ما يسرني أنّ لي بها الدنيا، في رواية قال: أشرِكْنا يا أُخيَّ في دعائك

 رواه أبو داود والترمذي، وقال: حديث حسن صحيح

 

Membahas Haji dan Umrah sangat panjang sekali, semoga catatan ringkas ini bermanfaat.

 

Aamiin Ya Rabbal’alamiin


 

 

Harga Paket Umroh Hemat Keluarga Maret 2024 Di Bengkulu

Posting by Admin

Harga Paket Umroh Hemat Keluarga Maret 2024 Di Bengkulu KENAPA HARUS HAJI DAN UMRAH ? Apabila anda mencari waktu yang bernilai bersama keluarga untuk dapat Bertamu ke Wilayah suci guna melakukan umroh berkunjung ke makam Rasulullah Dan memperbaiki Kepatuhan dan iman Menuruti Allah dengan umroh yang Terlaksana dan setara budget Kamu maka travel umroh kami opsi yang direkomendasikan untuk mewujudkan harapan ||2023.Kami|| Berikan



22 Kali